Pemerintah terus mendorong kesadaran masyarakat tentang arti penting waduk dan bendungan dalam pengelolaan sumber daya air. Salah satunya melalui peluncuran film mini series bertajuk "Banyu Mencari Makna". "Kita anggap (film) itu paling cepat sampai ke informasi ke masyarakat. Kita putar seminggu dua kali, dengan melibatkan anak anak muda yang lebih peduli. Kita ingin kepedulian terhadap bendungan mulai dari usia dini," ujar Adenan Rasyid, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Dalam mini seri Banyu Mencari Makna diceritakan seorang mahasiswa Bernama Banyu yang berusaha menjaga dan mengembangkan bendungan air di desanya. Dalam perjalananya, Banyu menemukan berbagai persoalan mulai dari sikap masyarakat yang acuh tak acuh terhadap arti penting bendungan air hingga harus berhadapan dengan mereka yang seenaknya memanfaatkan bendungan untuk kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kelestariannya. Lokasi pengambilan gambar ini dilakukan di Bendungan Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Adenan mengungkapkan pengelolaan bendungan air di Indonesia kerapkali bermasalah. Mulai dari persoalan pendangkalan, pengalihfungsi lahan di hulu sehingga mengurangi debit air, hingga munculnya keramba keramba liar. Berbagai macam persoalan tersebut membutuhkan perhatian serius dari para pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat.
"Makanya kita pilih media audio visual, untuk bisa (menyampaikan pesan) ke masyarakat. Pesannya adalah bahwa bendungan ini harus kita kelola, kita lestarikan karena ini bukan untuk kita saja, tapi untuk anak cucu kita," katanya. Pengerjaan film mini series itu memakan waktu tidak terlalu lama. Mulai tahun 2021 hingga 2022 atau tepatnya pada bulan Maret kemarin. Tidak ada kendala serius dalam pembuatan proyek itu. Sebagian besar masyarakat mendukung.
Masyarakatnya sudah mulai menyadari, pemerintah daerah sangat mendukung upaya pelestarian bendungan itu. Sehingga kami memilih Bendungan Cacaban," tutur Adenan. Selama pengerjaan miniseries ini, kata Adenan dilakukan juga kegiatan dan kampanye pentingnya bendungan ke masyarakat di sekitar Bendungan Cacaban.
Kegiatan tersebut di antarnaya penanamamn pohon jati dan bambu di area sabuk hijau (greenbelt) di sekitar Bendungan Cacaban. "Mudah mudahan melalui film ini masyarakat memahami, bisa mengubah perilakunya, kemudian lebih peduli dan memiliki rasa terhadap pelestarian bendungan atau waduk," imbuhnya.