Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) mendorong pelaku bisnis menerapkan praktik tata kelola berkelanjutan dalam menjalankan roda usahanya dan berdampak positif ekonomi, masyarakat, maupun lingkungan hidup. Chairman Indonesian IICD Sigit Pramono mengatakan, tata kelola keberlanjutan yang transparan dan mencapai kinerja yang terukur penting diperhatikan oleh setiap pelaku bisnis. Oleh karena itu, kata Sigit, setiap perusahaan perlu untuk menerapkan strategi keberlanjutan.
"Membangun tata kelola berkelanjutan merupakan tugas kita bersama,” kata Sigit yang ditulis Jumat (20/5/2022). Penerapan tata kelola keberlanjutan (sustainability governance) ditujukan untuk menjamin keberlanjutan bisnis dengan memastikan kepatuhan terhadap peraturan peraturan yang berlaku di setiap aspek operasional, menghindari konflik kepentingan dan pelanggaran etika bisnis, kejelasan lingkup pelaporan internal, kejelasan peran, kewenangan dan tanggung jawab dari setiap komponen perusahaan. Menurutnya, impelementasi tata kelola berkelanjutan sangat strategis, di mana dewan direksi bersama komisaris perusahaan perlu merumuskan target kinerja bisnis dan merealisasikan program program keberlanjutan berdasarkan aspek Environmental, Social and Governance (ESG) dalam jangka pendek, maupun jangka panjang untuk meminimalisasi dan mengelola risiko keberlanjutan.
Ia menyebut, pentingnya isu isu ESG dapat digunakan sebagai kriteria dalam mengevaluasi perusahaan, di mana ara investor domestik dan global menggunakan kriteria ESG untuk menghindari investasi berisiko. Sehingga, integrasi ESG dalam operasional dan praktik bisnis adalah jalan yang harus ditempuh. “Jika kita berbicara terkait konsumen, preferensi konsumen terhadap produk dan layanan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial memungkinkan mereka untuk memenangkan kepercayaan pelanggan dan mendapatkan imbal hasil yang keberlanjutan,” kata Sigit.
Kepercayaan dan dukungan serta legitimasi dari masyarakat atas peran sosial, dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan dapat berdampak baik bagi kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. "Harus ada upaya sungguh sungguh dari segenap pemangku kepentingan (stakeholder) untuk membangun sinergi dan kolaborasi dalam menciptakan bisnis yang bukan hanya bertujuan menarik investor sebanyak banyaknya namun juga mendapat kepercayaan dari masyarakat atau publik,” papar Sigit.